L.A.M



Jujur aku kadang tak mampu beradu dengan kelemahanmu itu,
membuatku di posisi rentang lalu kau mulai memainkan peran yang tak pernah kau sadari & memberi 1 kalimat yang lembut namun mematikan.
Aku tidak marah sayang, aku hanya berusaha melawan egois ini dengan caraku yang mungkin takkan pernah kau pahami.

Menjadi pemisah rantai egois yang saling bergesekan antara pemikiranku & dirimu itu sulit, aku sadar mungkin kau tak mampu mengerti ini secara cepat agar kau bisa merangkulku,menenangkanku & memberi sebutir penawar untuk ketidakwarasanku.
Aku mengerti dengan keterbatasanmu sayang akulah yang paling mengerti & tidak akan merubahmu menjadi orang lain seperti yang iblis inginkan, mengadu kita dengan bisikan - bisikan amarah sampai ke tingkat dimana kita saling memperebutkan piala yang sebenarnya itu adalah jurang yang akan menjauhkan kita satu sama lain.

Jadi jangan melemah untuk mengakhiri perselisihan kita,
karena itu hanya akan membuatku semakin meredup di hadapanmu, biarkan aku bersinar untuk menghangatkanmu di badai yang akan kita lewati nanti.

Menjelang pagi di akhir badai ini terduduk seseorang yang engkau percaya mendampingimu dalam ruangan yang di selimuti oleh tembok kuning sambil memangku gitar yang masih setia membawaku melewati angan - angan untuk apa yang selama ini aku impikan, gitar ini jugalah yang sering membantuku untuk membuat lagu untukmu.

Saat kau melespaskan merpati yang kau kirim ke masa depan, disitulah aku mulai melatih kesabaranku untuk menyeimbangkan langkah lelah ini agar bisa menemuimu di tempat yang takdir putuskan. Aku percaya itu & Selalu percaya..



AA Project


2 komentar: